Rabu, 02 Maret 2011

Makepung di Jembrana

Kalau kita mendengar kalimat: "Bull-Racing", mungkin pikiran kita melayang  ke-Pulau Madura, yang terkenal dengan "Karapan Sapi". Ternyata ada "Buffalo Racing" atau "Balapan Kerbau" yang tidak kalah populernya dikalangan masyarakat Bali, khususnya dibagian Barat, yang dikenal dengan nama "Makepung". Bisa dipahami mengapa masyarakat Bali memilih melombakan kerbau daripada sapi, dikarenakan sapi adalah binatang tunggangan yang dipergunakan oleh Dewa Shiva dan dianggap sebagai hewan suci oleh penganut Hindu. Di Bali, khususnya dibagian Barat, sekitar kota Negara, Makepung ini merupakan event tradisional yang dilakukan beberapa kali setiap tahun, anehnya Makepung ini ternyata tidak begitu populer bagi masyarakat dibagian Bali lainnya.

Saya berkunjung kedesa Kaliakah, sekitar 5 Kilometer dari Negara,  untuk merekam peristiwa/event ini. Event ini  merupakan  pre-kualifikasi untuk suatu event utama, yaitu merebut Piala Gubernur Bali. Pelaksanaannya, pada umumnya adalah membagi kelompok dari berbagai desa, menjadi 2 group: Grup Utara dengan kostum Merah dan Grup Selatan dengan kostum Hijau.

Sehari sebelum event, arena Makepung telah dipadati oleh para pelomba dari berbagai desa, dengan membawa kerbau-kerbau mereka yang terbaik. Saya tidak pernah menyaksikan begitu banyaknya kerbau disuatu tempat sebagaimana  yang saya saksikan diarea Mekepung ini. Kerbau-kerbau ini pelihara dan diperlakukan sebagaimana layaknya seorang atlit terbaik. Konon, menjelang perlombaan, kerbau-kerbau ini diberikan menu makanan yang khusus, penuh dengan ramu-ramuan yang menghasilkan extra energi. Rupanya "doping" bukan suatu hal yang diharamkan diarena ini :)

Mereka yang mampu, mendatangkan kerbau-kerbau mereka dengan menggunakan truk-truk, sedangkan yang kurang mampu, berjalan cukup jauh dari desa-desa mereka dan keretanya ditarik dengan menggunakan ojek sepeda motor. Malamnya, suasana seperti layaknya "Pasar Malam", diwarnai dengan berbagai, baik makanan maupun atraksi panggung dengan musik yang menyengat dan sudah barang tentu tidak ketinggalan minuman-minuman beralkohol.

Menjelang subuh, para pemilik kerbau yang akan diperlombakan, melakukan persiapan dengan ritual-ritual tertentu dan mendekorasi kerbau-kerbau mereka dengan asesories-asesories yang  warna-warni. Rupanya Team Kerbau ini juga mempunyai nama-nama yang cukup eksotik, seperti: Wiro Sableng, Juwita Malam dan lain sebagainya.

Sebagai orang Bali, tidak ada sesuatu yang lepas dari "ritual" dan "sajen", demikian juga halnya diarena Makepung ini, bisa disaksikan orang-orang menempatkan sajen-sajen diberbagai tempat, seperti pada tikungan-tikungan maut dan khususnya di tempat "Start dan Finish".

Saya selalu menghormati setiap peristiwa kultural dari berbagai daerah, etnis maupun berbagai bangsa, tetapi pada event Makepung  ini, sebagai seorang penyayang binatang, saya agak terusik. Meskipun kerbau-kerbau itu diperlakukan sebagaimana layaknya seorang atlet dalam pemeliharaannya sehari-hari, tetapi pada event tersebut cara para joki memacu kerbau-kerbau itu agak berlebih-lebihan bahkan bisa dikatakan sadis. Kerbau-kerbau itu dipukul dengan tongkat yang dibalut dengan paku-paku sekuat tenaga mereka, yang menimbulkan luka-luka pada kerbau-kerbau tersebut. Beberapa tourist dari Belanda yang melihat Makepung, menutupkan mata mereka dan meninggalkan arena, mungkin karena tidak tega melihat bagaimana kerbau-kerbau itu diperlakukan.

Saya menghimbau kepada event organiser Makepung dan atau apa saja yang memperlombakan binatang, untuk memberlakukan suatu peraturan yang ketat atas perlakuan terhadap para binatang yang diperlombakan tersebut. Sebagaimana pada setiap perlombaan, ada yang menang dan ada pula yang kalah, tetapi pada event Makepung ini, justru  "The Bad Loser" nampaknya yang mendapatkan aplaus yang paling meriah  dari para penonton.
Wisata di Indonesia


Read more »

Senin, 28 Februari 2011

Patung Catur Muka, Landmark Kota Denpasar

Patung Catur Muka adalah penggambaran Dewa Brahma, Sang Pencipta. Patung ini berdiri di persimpangan jalan di depan kantor Walikota Denpasar. Disebut Catur Muka (Empat Wajah) karena memiliki empat wajah yang menghadap ke empat penjuru mata angin dan didirikan pada tahun 1973. Patung ini dibuat oleh pengerajin yang dipimpin oleh seniman lokal terkenal I Gusti Nyoman Lempad dari Desa Ubud. Patung granit besar setinggi 9 meter memiliki empat wajah yang masing-masing wajah menjaga arah Jalan Surapati, Udayana, Veteran, dan Gajah Mada.

Disebutkan pula bahwa empat wajah merupakan simbolisasi kekuasaan Tuhan. Wajah pertama menandakan fakta bahwa Tuhan itu maha besar. Wajah kedua menandakan bahwa Tuhan adalah Raja dari raja-raja dunia ini dan berikutnya. Wajah ketiga menandakan bahwa Tuhan adalah tak kenal lelah dan tidak pernah berhenti bekerja.

Patung ini menjadi pusat aktivitas masyarakat Denpasar seperti berbagai acara dan festival, dan festival paling terkenal yang diadakan di tempat ini adalah Denpasar Festival. Di sekitar patung ini, pengunjung dapat menemukan tempat-tempat lainnya yang menarik di Denpasar seperti Pura Jagatnatha, Lapangan Puputan Badung, Pasar Tradisional Kumbasari, dan Museum Bali. Kunjungi Patung Catur Muka, landmark Kota Denpasar yang dapat menjadi tujuan yang menarik untuk liburan anda di Bali.
Wisata di Indonesia
 
Read more »

Bias Putih, Pantai Perawan di Bali Timur

Salah satu potensi pariwisata baru di Bali Timur, Pantai Bias Putih, yang secara imajinatif bernama Pantai Pasir Putih adalah salah satu tempat yang benar-benar harus anda kunjungi untuk menghabiskan satu atau dua hari. Tidak ada hotel, tidak ada toko, beberapa pedagang asongan yang tenang yang akan meninggalkan anda sendirian jika anda menghendaki dan warung yang menjual makanan laut yang lezat serta masih banyak lagi. Ini adalah tempat untuk relaksasi dan kenikmatan.
Ini merupakan salah satu pantai paling indah di Bali. Terletak antara Candidasa dan Amlapura, jalan masuk ke pantai juga tersembunyi, kecuali jika anda mendapatkan informasi yang spesifik. Satu kilometer atau lebih setelah Desa Bugbug, anda akan melihat sebuah papan kecil yang bertuliskan "Virgin Beach".
Kemudian masih terdapat satu atau dua kilometer ke arah pantai dengan jalan yang masih seadanya, melalui beberapa desa yang subur dan Pura-Pura kecil yang indah, membawa anda ke sebuah tempat pembalian tiket seharga Rp 5.000,- untuk memasuki area ini. Pantai ini adalah harta lokal dan masyarakat setempat perlu melakukan pengembangan yang terbaik.

Segaris pasir putih mengarah ke laut yang biru cerah. Payung-payung putih dengan suasana surga tropis menunggu para tamu. Hotel-hotel mewah di sebelah timur pantai menjadikan panati ini sebagai tempat untuk mengadakan acara khusus bagi tamu-tamu mereka, lengkap dengan piknik makan siang dan minuman dingin.
Tidak ada hotel yang merusak suasana damai yang sempurna sepanjang 500 meter garis pantai. Airnya yang berwarna biru jernih dan pohon-pohon kelapa memberikan keteduhan dan suasana indah. Di ujung selatan, terdapat jukung (perahu nelayan tradisional Bali) menunjukkan bahwa pantai ini masih merupakan pantai yang tidak digunakan sepenuhnya untuk pariwisata, tetapi masih digunakan untuk para nelayan untuk bekerja, tetapi para wisatawan tetap dapat menikmati hari terbaik mereka disini.

Beberapa warung (restoran lokal kecil) sederhana beratap jerami menawarkan minuman ringan dan bir dingin. Anda dapat makan ikan yang baru saja ditangkap atau udang yang dipanggan pada sabut kelapa dengan nasi dan sayuran atau mungkin salad. Ada juga hidangan sederhana yang tersedia, seperti nasi goreng, cap-cay, semua dipersiapkan dengan cermat. Berjalan-jalan di sepanjang, lalu menghabiskan satu atau dua jam menatap laut biru kehijauan sambil bersantai dengan makanan yang memuaskan.
Wisata Lain di Indonesia

 
Read more »

Tirta Gangga, Sebuah Taman Air Kerajaan

Di tengah sawah dan dikelilingi oleh perbukitan hijau yang indah, lokasi Tirtagangga begitu damai dan indah. Tirtagangga merupakan taman air kerajaan milik keluarga kerajaan Karangasem. Terletak di desa Ababi, sekitar 83 km dari Denpasar atau 6 km utara Amlapura, ibukota Kabupaten Karangasem.
Taman air ini dibangun pada tahun 1948 atas prakarsa Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Arsitektur taman air ini merupakan gabungan dari arsitektur gaya Bali dan Cina. Sebelum dibangun menjadi taman air, sumber air telah berada di sana sebelumnya, yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar akan air namun diyakini juga sebagai air suci untuk memurnikan setiap energi buruk di sekitar daerah tersebut.
Tirta berarti air yang diberkati dan diambil dari nama sungai Gangga di India. Air dari mata air Tirtaganga dianggap sebagai air suci oleh umat Hindu di Bali. Air ini digunakan untuk upacara keagamaan di Pura-Pura di daerah tersebut sampai saat ini. Mata air ini diperlukan untuk upacara yang diselenggarakan oleh Pura-Pura di sekitar Tirtagangga yang dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Memasuki satu taman dapat dilihat bahwa terdapat sebuah kolam di sisi kanan yang dihiasi oleh bebatuan dekoratif yang diletakkan di sekitar kolam, sementara yang lainnya berfungsi sebagai jembatan. Patung dewa dan dewi berdiri anggun di tengah-tengah kolam air yang dingin. Ikan mas berenang di kolam air, sisik mereka bersinar seperti cahaya matahari yang terpantul ke dalam air. Bagian ini adalah tingkat Swah. Pada tingkat ini, di mana selain dua kolam hias, terdapat pula kolam renang di mana penduduk lokal atau pengunjung dapat menikmati berenang pada mata air yang dingin.
Luas taman air adalah 1,2 ha, terdiri dari tiga tingkatan tanah membentang dari timur ke barat. Di tingkat menengah, tingkat Bwah, terdapat sebelah buah air mancur Nawa Sanga berdiri elegan. Dan di tingkat Bhur, di sisi kiri jalan, lurus dari pintu masuk di sebelah barat terdapat kolam besar dengan sebuah pulau di tengah-tengahnya.
Sumber air ini menghasilkan air murni yang sangat besar. Salah satu dari ketiga aliran air ini digunakan untuk menyediakan air minum bagi kota Amlapura. Beberapa dialirkan ke kolam renang bagian atas melalui pipa bawah tanah, sementara yang lainnya masuk ke dalam kolam renang yang lebih rendah dan untuk mengairi sawah yang mengelilingi taman air ini.
Tempat ini sangat bagus untuk membebaskan diri dari cuaca panas karena cuaca di daerah ini cukup panas. Berjalan-jalan santai atau mencelupkan kaki anda ke dalam air dingin sangat menyenangkan, atau mengambil beberapa foto dari pemandangan-pemandangan yang indah.
Wisata Lain di Indonesia



 
Read more »

Kamis, 17 Februari 2011

Indahnya Sunrise di Puncak Gunung Batur

Menikmati sunrise atau matahari terbit di puncak Gunung Batur sangatlah indah. Tapi Anda harus bersiap-siap, karena pendakian harus dilakukan pada dini hari.

Tujuannya tak lain, agar anda bisa sampai di puncak saat fajar sehingga bisa menikmati panorama matahari terbit (sunrise) dari puncak Gunung Batur.

Berkat promosi yang gencar, saat ini mendaki sudah menjadi maskot wisata Gunung Batur. Dan tak hanya mendaki ke puncak Gunung Batur, belakangan banyak pula wisatawan yang melakukan aktivitas tracking di kawasan itu. Tracking mereka lakukan dengan melingkari Danau Batur atau Kaldera Batur.

Karena itu, aktivitas ini dikenal dengan sebutan Kaldera Batur Tracking. Ini merupakan lokasi pendakian paling baru, yang jauh lebih menantang dibanding lokasi sebelumnya karena di sepanjang lokasi pendakian juga terdapat sejumlah objek wisata, seperti memanjat tebing dan pemakaman umat Hindu di Trunyan.

Terletak sekitar 64 kilometer sebelah timur laut Kota Denpasar, dan masuk dalam wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Ada beberapa versi tentang gunung itu dan kalderanya, namun beberapa sumber menyatakan bahwa Gunung Batur berasal dari gunung purba yang sangat besar dan sempat beberapa kali meletus, kemudian membentuk dua kaldera. Nah, Gunung Batur muncul di tengah kaldera itu. Gunung Batur sendiri sempat meletus pada 1849, 1888, 1904, 1927, 1963, 1968, 1974 dan 1994, dengan letusan terbesar pada 1927.

Saat ini, Kaldera Batur menjadi kawasan paling populer sebagai objek pendakian. Menurut catatan sejumlah pengusaha hotel di Toyabungkah, tempat dimulainya pendakian, dulu hampir semua wisatawan yang menginap di Toyabungkah melakukan pendakian ke Gunung Batur. Hanya sedikit saja (lima persen) saja yang tidak mendaki. Sementara kini, 90 persen wisatawan mendaki Kaldera Gunung Batur, hanya lima persen yang mendaki Gunung Batur, dan sisanya tidak mendaki.

Gunung Batur punya sejumlah keistimewaan yang tak dimiliki banyak gunung lainnya, termasuk gunung yang ada di negeri mereka.

Kawasan ini sudah dikenal sejak lama sebagai tempat mendaki. Dulu, sekitar tahun 1980-an, para pelajar dan mahasiswa pecinta alam, kerap melakukan pendakian ke puncak gunung ini. Pada mulanya, para mahasiswa mendaki Gunung Batur di siang hari. Itu pun mereka lakukan sekadar hobi untuk mencari bunga edelweis sebagai oleh-oleh. Tapi kemudian, mereka 'ganti haluan' dengan mendaki Gunung Batur pada dini hari untuk menikmati indahnya sunrise.

Dulu wisatawan kerap merasa khawatir bakal kesulitan mendapatkan tempat menginap di Desa Toyabungkah. Kini, kekhawatiran itu tak perlu ada. Di sana, tersedia belasan hotel melati dengan fasilitas yang lumayan. Biaya sewa kamarnya lumayan murah, tak lebih dari Rp 200 ribu per malam dengan kamar yang bisa dihuni dua orang. Bagi anda yang menginginkan suasana yang 'alami', sewa saja tenda dari hotel setempat. Anda bisa mendirikan kemah di area hotel, yang memang menyediakan lokasi untuk berkemah.
(okezone.com)
Wisata Lain di Indonesia

Read more »

Pasar Kumbasari, Surga Belanja di Bali

JANGAN bilang liburan ke Bali jika tidak belanja. Dan tidak ada surga belanja grosiran terbaik di wilayah Badung Denpasar, kecuali di Pasar Kumbasari.

Semua ada disini, sebut saja mulai dari aneka pakaian jadi, pernak pernik asli Bali dan juga Lombok yang layak ditenteng pulang dikantong celana, hingga patung raksasa setinggi dua meter lebih. Semua ada, dan semua “miring, boleh tawar menawar. Belanja di Bali tidak bisa dibilang “mati angin”. Jangan sedih jika uang disaku hanya paspasan, pengen beli oleh oleh di Kuta-Legian, tapi harganya bikin mata mendelik.

Garis area Kuta dan Legian memang terkenal sebagai pusat wisata terbesar disana, dan sudah tentu galeri kecil, toko-toko serta shopping mall menjamur disana. Harganya menyundul langit, disini uang cepat terkuras habis dan cuma mendapatkan satu dua item oleh oleh yang tidak seberapa. Banyak yang tidak tau, bahwa sesungguhnya, banyak galeri dan toko di Kuta-Legian-Seminyak membeli barang kerajinannya di Pasar Kumbasari, lalu dijual lagi dengan harga lebih mahal. Naiknya bisa sampai 100-200% dari harga grosiran.

Terletak di jalan Sulawesi adalah rangkaian pasar Inpres yang berdampingan dalam kompleks Pasar Badung. Jika dari Kuta naik ranmor, ambil jalan Imam Bonjol terus menuju arah Denpasar, jarak tempuhnya tidak jauh, cuma sekitar 7 km. Sebagai pasar Inpres, separuh lebih isinya menjual kebutuhan sehari hari penduduk setempat, sedangkan sisanya diisi pedagang yang menjual barang kerajinan atau pernak pernik khas Bali dan Lombok yang cocok sebagai barang oleh oleh. Beberapa kios malahan menjual barang barang kebutuhan upacara adat Bali, seperti ukiran banten (tempat sesaji), wadah besek anyaman rotan, payung, dll.

Ada standing-lamp dari kayu bulat dengan tutup tudungnya dibuat dari kulit kerbau tebal. Lampu setinggi 1,4 m ini dibanderol harga 160 ribu sebuah. Pernah mencari lampu yang sama serupa di daerah sekitar jalan besar Kuta-Legian-Seminyak dan harganya digetok 700 rebu perak. Masih dengan lampu yg sama, disatu toko di jalan kecil Double Six, Seminyak, harganya sekitar 500 rebu sebuah. Sekedar mengingat, jaman dulu, sekitar 10 tahun silam, jalan kecil di Double Six ini dikenal sebagai pusat belanja murah harga grosiran, rupanya sekarang sudah tidak lagi. Harganya sama tingginya dengan area di Kuta-Legian.

Begitu banyaknya isi dan keragaman kerajinan yang dijual, membuat godaan tanpa henti.
(uky)
Read more »

Kamis, 10 Februari 2011

Bali Cycling

Bersepeda atau Bali cycling mengelilingi alam Bali merupakan paket tour bali yang menarik bagi anda yang gemar ber wisata di bali khususnya paket wisata Bali cycling bersama keluarga anda

Cycling bali akan membawa kita menyaksikan kehidupan masyarakat bali lebih dalam terutama di pedesaan akan memberikan pengalaman tersendiri bagi anda yang tour ke bali, ada berapa lokasi ber sepeda di bali atau bali cycling yang sangat ideal untuk paket wista bali cycling, Paket wista ber sepeda atau Bali cycling tour dibali telah dikemas sedemikian rupa sehingga paket wisata yang satu ini fun dan berkesan.

Bali cycling yang satu ini mungkin tidak asing bagi anda yang sudah pernah ber wisata ke bali. Acara ubud cycling itu sendiri akan dimulai pagi hari dimana kita akan menuju awal dari paket wisata bali cycling ini yang kemudian menyusuri daerah pedesaan di wilayah ubud sampai akhirnya perjalanan kita akan kita akhiri dengan makan siang. sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan berbagai aktivitas masyarakat bali.

Berbeda dengan Ubud, Bersepeda di daerah jatiluwih atau jatiluwih cycling akan menjadi pengalaman tersendiri tour ke bali anda berlokasi didaerah pegunungan dengan hawa yang sangat sejuk menjadikan objek wisata ini sangat favorit bagi anda yang menyukai keindahan alam yang masih asri dengan areal persawahan menjadikan objek wisata bali yang terletak di kabupaten tabanan ini sangat menarik bagi anda yang tour ke bali. Bali cycling di jatiluwih ini mengajak anda mengujungi pedesaan yang masih sangat asri dengan berbagai aktivitas masyarakatnya khususnya di bidang pertanian karena objek wisata Bali cycling ini dikenal sebagai pusat pertanian

Desa carang sari tidak kalah menariknya dengan objek wisata bali lainnya dengan pemandangan alam yang masih asri menjadi desa carang sari salah satu tempat pavorit untuk paket wisata bali cycling. menyusuri alam desa di pagi hari dan melihat keindahan alam di pagi hari akan memerletak diseberang desa buat tour bali anda akan lebih menyenangkan . paket wisata Bali cycling di desa carang sari ini akan mengunjungi objek wisata sangeh dimana objek wisata ini dikenal dengan habitat dari ribuan ekor monyet. menyusuri alam desa dari carang sari dengan bebagai aktivitas keseharian masyarakat desa dari cara mereka bertani berkebun.
Objek Wisata di Indonesia



Read more »

 
informasi tempat wisata di bali indonesia